Biasanya jadi orang dewasa banyak ga enaknya. Harus memikirkan kehidupan yang mereka jalani. Orang-orang di sekitar mereka, anak mereka, saudara mereka dan sebagainya. Ga enak deh kayanya. Capek pikiran. Capek badan.
Eh, belum lagi kalau ada masalah. Iya, masalah. Errr… masalah itu apa ya? Pokoknya sesuatu yang terjadi berbeda antara yang diharapkan dengan kenyataan. Terbentuklah masalah. Lagi. Jadi dewasa rupanya banyak ga enaknya. Harus menentukan pilihan sendiri, disuruh tanggung jawab sendiri, disuruh jalan sendiri, dilepas sendiri. Ah, kayanya bener nih, jadi orang dewasa banyak susahnya.
Mendingan jadi anak kecil aja. Terus begitu. Nyaman. Dunianya tentram. Dijaga selalu. Dilindungi. Dikhawatirkan. Ditemani ibu saat takut, ditenangkan saat sedih. Disemangati oleh ayah, diajari supaya kuat. Intinya kita tidak dibiarkan berjalan sendiri.
Dunia orang dewasa itu banyak yang sulit dimengerti. Ada muslihat. Ada kebohongan. Tidak tulus. Ngeri. Errr… ga semua sih tapi tetap aja gak enak. Sedangkan dunia anak kecil itu menentramkan. Polos. Tidak perlu khawatir akan banyak hal. Karena tidak atau belum bisa mengerti banyak hal? Iya lah. Tapi itu bagus kan? Jadinya ketenangan hati dan kenyamanan hidup mereka tidak terusik. Lagi. Jadi anak kecil memang lebih menyenangkan. 🙄
Sayangnya sekarang bukan anak kecil lagi. Pelan-pelan. Pasti. Masa kecil sudah tertinggal jauuuhh sekali. Baru sekarang terasa sedikit aneh. Jadi dewasa itu banyak susahnya daripada jadi anak kecil. Kalau bisa memilih sekarang, dan dibolehkan, lalu dikabulkan, mungkin jadi anak kecil yang selalu bisa tertawa tanpa beban lebih disukai. Kalaupun harus sedih dan menangis, sudah pasti ada orang dewasa, ayah ibu dan orang-orang di sekitar yang segera membantu menenangkan, membantu mencarikan jalan keluar. Bleh. Jadi makin aneh. Jadi anak kecil itu selalunya lebih enak daripada jadi orang dewasa. Mereka, makhluk-makhluk kecil itu gak punya masalah dan ga harus mikir masalah layaknya orang dewasa. Dunianya senang, damai, sentosa (walaah).
Iri dengan keriangan mereka. Gak ada beban. Tukaran posisi-lah!
—
K.E.S.I.M.P.U.L.A.N : Jadi anak kecil memang seru ah.
(contoh mikir kurang kerjaan, penting ga sih post ini? 😛 )
iya saya juga merasa begitu
lebih enak jadi anak kecil
gak perlu memusingkan segala sesuat
gak sperti saya sekarang ini
masalah 1 belum selesai
masalah lain udah pada ngantri
😦
tapi ada gak enaknya jadi anak kecil
gak boleh ngerokok
Ya kan? Ya kan? Makanya… 😛
Heh?! itu yang terakhir… 😐
*Ini keinginan yang ga tulus ah*
Ah, manusia memang tak penah puas… 😛
Tapi enaknya sebagai orang dewasa, kehidupan kita ditentukan oleh kita sendiri dan dipertanggungjawabkan sendiri. Tak merepotkan orang lain, lah.
tapi kenapa kadang-kadang anak kecil dipaksa jadi dewasa atau kepengen cepet gede….
sindrom peterpan nampaknya……
Enggak.
*dengan wajah polos tak berdosa* 😛
kenapa ga pake poto anak Indonesia?
*sok nasionalis*
@ Scrooge McDuck
Benar Pak
Ughh. Pak Bebek, anda memang orang dewasa yang `sukses` dewasa…
@ itikkecil
Katanya, karena dunia tak mau menunggu… (heh, pernah denger ini dimana ya? 😛 )
Ahihihi… sindrom peterpan ya Mbak? Kalau saya liat kayanya lebih ke error ala manusia
belumdewasa… 😆@ sora9n
Yah, terkadang hal yang ga penting bagi orang dewasa malah jadi hal yang berarti buat anak kecil lho. (haa? apa ini?)
@ caplang™
Waaks, kena pasal Nasionalisme nih. 😛
Poto itu kebetulan yang ada di file saya Mas, jadi langsung main aplod tanpa pikir panjang. 😛
Anak kecil itu sosok universal kan? 🙂
beneran kok, asik jadi anak kecil…
*aku kan masih anyak anyak™*
lhoooo
hiruta kan emmang masih aka-chan?
*di cubit hiruta*
@ Mrs. Neo Forty-Nine
Heee? Iya ya? Berapa usiamu, Nak? 😆
@ yume
Ahihihi… bener juga ya? 😛
Kenapa saya bisa lupa ya?
*dicubit grace*
😆
uluh tanteeee hirutaaaaa………
*dengan wajah imut tanpa kumis*
anak kecil emang penuh keceriaan.. ga nyesal aku pernah jadi anak kecil hehehehe kenangan terindah yang pernah ada
Orang dewasa lebih enak dan lebih seru.
Orang dewasa bisa seperti anak-anak, tapi anak-anak nggak boleh jadi orang dewasa, iya kan ? 😉
@ Almascatie
Kok jadi tante? 👿
Ganti ya. Ganti tuh. 😎
He eh kan? Masa kecil itu menyenangkan, sangat … 😀
Makasih linknya. 🙂
@ fertobhades
Uwaaa…
Lagi. Propaganda orang dewasa yang sudah `sukses`… 😐
Iya sih kalau dibilang seperti itu. Tapi dunia anak-anak itu damai Om, gak mesti memikirkan banyak masalah layaknya orang dewasa, ga memikul tanggung jawab yang berat kaya orang dewasa dan sebagainya-dan sebagainya… T_T
*menceracau lagi*
btw, ini error-nya insidentil kok Om, bukan ambisius ingin `mengecil`, lagi ngerasa berat dengan `beban-beban ala manusia dewasa` …
Setiap fase kehidupan itu unik, dan harus dinikmati seperti fase tersebut. Jika tidak, akan ada sesuatu yang hilang.
kalau bisa saya juga ingin balik jadi anak kecil
kok saya udah lupa rasanya
Mbak itu bunga apa ya?
wah dipanggil tante juga 🙂
almas kreativ 😀
[…] Tante Hiruta dan Keluarga Ibu Jurig dan Keluarga Ibu Chika dan Keluarga Ibu matahari cinta dan Keluarga (Namanya sapa ya) Ibu Ma dan Keluarga Ibu Niez dan Keluarga Ibu Senyum dan Keluarga Ibu Sijono dan Keluarga Ibu venus dan Keluarga Ibu Xwoman dan Keluarga […]
@ Majalah “Dewa Dewi”
Ah, memang benar. Tapi setelah saya liat-liat lagi, fase kehidupan sebagai anak-anak lebih banyak enaknya daripada fase `dewasa`
(halaah!)
Salam kenal Mas 😀
@ secondprince
Yaiyy!!
Bharma juga setuju kan? 😈
Eh iya, itu Cosmos namanya, ^^
Dipanggil tante kreatif? Mana ada ituh! 👿
Berhentilah Bharma. 😎
Itu dari Aria the Animation… (wajib dicantumkan, biar gak ngelanggar hak cipta)
Tapi setuju, anak-anak itu memang menakjubkan. Makanya, jadi guru saja…
***membayangkan anak TK Indonesia asyik mempelajari Fisika Quantum dengan dibimbing Bu Guru Hiruta (pertama kali saya nyebut nama ini nih…) yang
asik nge-blogpenuh semangat***SEMANGAT!!!
Justru enaknya jadi orang dewasa itu adalah dalam mengatasi berbagai masalah yang menjadi tanggung jawab kita.
Kalo anak anak kan ndak seru tuh, masalahnya kurang menantang. 😆
Buset anak TK belajar Fisika kuantum
tapi bagus kalau memang ada
anak TK imajinasinya tinggi jadi cocok tuh
intinya Mbak Hiruta jadi guru TK aja ntar ya 😀
ada beberapa orang yang merasa masa kecil nya tidak bahagia loh … kadang juga berpikir kalo masa kecil juga masa yang kejam. justru masa dewasa adalah masa yang kita bisa menentukan bisa senang bisa sedih 🙂
@ suandana
Quote-nya bagus…
Bleh. Sekarang malah jadi guru TK? 😯
Fisika Kuantum buat anak TK sama dengan `membunuh` senyum damai mereka! 😈
ahihihi… saya jadi guru? Kasian muridnya. 😆
@ danalingga
Ya. Ya. Anda benar. Wahai orang dewasa 😎
😆
@ secondprince
…
Dibilangin saya ga bakat jadi guru. Guru TK apalagi? 😆
Saya aja bakal ga mau jadi muridnya kalau gurunya itu kaya saya gini. 😈
@ sandy eggi
Ah, iya ya. Ini jadi dilema juga. 😦
Bukan apa-apa sih, secara umum saya liat dunia anak-anak itu hmm… *GAK JADI MENCERACAU LAGI deh…*
Salam kenal ya 😀
sara kan masih belum dewasa,, jadi ga ngerti,,
*ditabok abis-abisan*
Btw, saya ini sudah dewasa atau belum, ya? 😐
@ saRe`
Sini kamu!
*tabok Sara*
😆
@ Kopral Geddoe
Gak tau.
Saya aja masih bingung 😐
Anggap saja saya bisa jadi dewasa, bisa juga nggak
Jelmaan anak kecil yang dewasa?
Apa orang dewasa jejadian?
Yang mana?
😆
Wallahualam.
*sabar Difo, sabar*
Fase dari anak kecil menjadi dewasa itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan teori evolusi atau anti-evolusi itu!
😆
*mikir*
Kayaknya nggak sampai segitu deh… Ada beberapa anak usia TK yang saya kenal sering bertanya tentang beberapa topik yang nyerempet Fisika Kuantum. Jadi, kenapa nggak ngajarkan Fisika Kuantum itu sejak awal?
Kalau belum dicoba, mana bisa tahu?
*masih memprovokasi*
Saya masih mikir, kasian kalau sekecil itu udah `dirusak` ketenangan hidupnya. 😛
Belum masanya. Saya aja hampir sekarat begini, apalagi mereka yang lagi lucu-lucunya.
Intinya masih sama, jangan dulu. 😎
Heh?! provokatornya semangat betul. 😆
Banyak mudaratnya lho Mas, bagi saya dan bagi anak-anak itu. Beneran.
Walah, berlebihan. Saya sendiri merasa masih jauh dari dewasa. Masih sering merepotkan orang lain.
… masih suka makan di rumah orang tanpa dipersilahkan, masih suka lari-larian di acara pernikahan, masih suka cemberut kalau kalah main kartu, dll, dst…
Ahihihi… benarkah?
Heeeh…? 😯
Informasi langka nih!!
*catat!!* 😈
ada apa nih kok posting beginian?
lagi ulang tahun ya?
makan-makan 😀
Kaget ya, Anto?
Gak ada yang ulang tahun lho, cuma lagi kesambet iri sama anak kecil. 😛
ah, tidak kaget kok.
cuma lama aja tidak main ke blog seleb dari jepang ini
*kabur*
Tu lah Anto, kemana aja coba? 😛
Heee? blog seleb? Berita dari mana itu?
dari Hongkong?😆Jadi dewasa enak ya… bisa pacaran…
😀
*liat komen Farid*
Iya. Iya. Tahu saya siapa yang sudah punya pacar di WePe ini! 😈
Heuu, dunia anak kecil tetap lebih nyaman. 😎
*bersikeras*
iya enakan anak tetiw[kecil]
bica maen doktel2an
kemarin ada anak kecil berbisik:
“kalo dah besar enak ya cak, bisa berpakaian penuh gaya, pakai kacamata item, gandengan ama pacar *lhoh, anak kecil ngerti pacar*, trus … trus bisa naik kendaraan sendiri, bisa mancing sendiri *nyindir*, bisa chat, bisa ngeblog, dll … uenak tenan … .
Untungnya, saya dah mulai besar … ternyata emang ueanak lho jadi dewasa …
*tumben beda pendapat, … ngeloyor sambil makan es krim dan coklat batangan*
@ `K,
Ya kan? Ya deh…
*cadelnya keren juga*
😆
@ cakmoki
*ngakak*
Ah, anak kecil itu belum liat sedih susah jadi orang dewasa kayanya tuh Cak… *tetep* 😛
Sending file-nya nyampe kan? 😎
Kalau gitu bisa dicoba lagi kapan-kapan…
😆
*makan es krim juga* 😆
iya ya … soalnya kalo orang dewasa sedih, sembunyi di balik pintu …
anak kecil apa ga pernah sedih seperti sedihnya orang dewasa ? misalnya “mainan” diambil temen, es krim jatuh … *tetep juga … sambil berusaha mengingat 10 tahun lebih saat masih kecil*
kiriman dah nyampai koq … 😀
*kaget, pulang jum’atan ada ayam dan es krim*
Sending lagi ya …
*lirik komentar Farid* 🙄
emangnya kalo masih anyak anyak gaboleh pacaran ya Mas?
hiruta lagi ultah ya???
biasanya kan klo bertambah usia suka merenung, “enak ya jadi anak kecil”… atau pengen teriak, “I don’t want to grow up!!!”
hehehe, sory klo salah
klo bener… o tanjoubi omedetou!!!
sipp… makan2 nih…
masih kecil..pengen cepet-cepet gede…
udah gede..pengen jadi anak kecil lagi…
manusia…manusia… 😀
Maksudnya siapa?
Sora9n dan si Jejakpena yaYa khusus buat kamu yang masih anak kecil sich boleh….
@ cakmoki
Ahem. sedihnya anak kecil palingan ya gitu aja sih Cak, abis nangis masalahnya selesai, dan bisa jadi es krimnya dibeliin lagi. (halaah, lagi2 ngotot) 😆
Haiyaah… semua file udah sampe toh? *kaget juga*
Ajaib betul! 😆
@ Mrs Neo Forty-Nine
Kenafa Siwi? Khawatirkah dirimu, Nak? 😆
@ Yan9n
Ahehehe… tanjoubi ja nai desu. Chotto hen na koto ga aru kara.
makan-makan batal dengan sendirinya. 😆
@ sezsy
Arrggg! Kena pasal manusiawi lagi. T_T
Bener Mbak, bener ituh.
@ Neo Forty-Nine
Heeehh? 😯
Malah ngegosip?!
*Vakarr Farid!* 😈
Saya sudah kebal dengan gosip
dari Hongkongitu. 😎huuuffff… kalau ada maunya, sok jadi dewasa… giliran pengen nyantai, sok jadi anak kecil.. *autokritik dikit*
btw, kenapa ga mau nyoba ngajar jepe? kan dalam mengajar orang lain, justru kita lah yang lebih banyak belajar. apalagi kalo yang diajar anak te ka, sekalian latihan buat menghadapi anak mu sendiri nantinya jepe. *a little bit provocation and more..* :p
Lho? ini kritik? Otokritik? Kok saya gak liat dimana salahnya? Kritiknya mengacu kemana? Bagian mana yang perlu saya ubah? *balik ngerjain Rifu*
Hmm, sore wa hen na kangaeru koto ga aru kara… wakatta?
RIfu, orang-orang dekat saya bilang, saya gak ada bakat jadi guru, mestinya mereka punya alasan khusus bilang begitu kan? 😛
Jadi saya juga antisipasi, selain memang sendirinya kayanya ngerasa ga mampu… *heh, jadi serius begini saya*
😆
dududududududududu,, ada yang kangen ama Ma??? 😆
*ditimpuk*
dateng dateng malah bahas tentang jadi dewasa,,
kalo anak kecilnya di dalam diri sih Ma rasa semua orang juga gitu,, tapi ga tau juga sih,,
*abis ngeliat bapak bapak joget Ska dan gegulingan di tanah* 😆
kalo Ma?? kata sebagian besar orang sih Ma itu super duper childish,, tapi ga tau juga bener apa ngga,, 😛
Kayanya ga ada yang kangen deh, Ma. *bohong banget*
Yaiyy, dah muncul lagi. Gimana rasanya udah jadi mahasiswa S2, mbakyu? Selamat ya! 🙂
Heee, ini ga ngebahas sifat kekanakan orang dewasa kan, ini memang tentang anak-anak dan orang dewasa. Bukan sifatnya.
Hehh?! Iya gitu? *membayangkan*
😆 😆
btw, sifat kekanakan itu penting ada lho, pernah baca dimana ya? Lupa. 😛
jepe, namanya autokritik ya buat saya lah kalo saya yang ngomong 😀
eh eh eh, itu artinya afa?
apa tanya sora aja yah?*jahil mulu nih rifu*Lho kenapa harus dicoret? Kalau memang tidak tahu coba aja tanya sama Sora. Memangnya kenafa? 😎
😆
Boleh ya aku mampir…? Kebetulan lewat, eh kecantol. (maksud lho?)
Duh! Gokil2 banget neh tulisan! Ampe pucing ‘n lucu bacanya.
“JEJAKPENA”, kamu penulis komik yaa….??? Atau cerpen? Atau apalah! Pokoknya nulis2 cerita geto…o..h.
Aku juga gak tahu, aku ini dewasa apa enggak? Ada yang bilang aku dah dewasa, ada juga yang bilang aku lum dewasa, masih kayak anak kecil (manja). Jadi bingung..!!
Yaa….,apapun pendapat orang, mungkin ada benarnya juga. Kan diri kita itu dinilai ma orang lain. (bener gak ya….???)
ah saya mah ngga mau jadi anak kecil … soalnya …??? … soalnya apa ya ???
pokoknya mah ga mau … 😆
@ Adek
Heeh, senangnya ada yang mampir… 🙂
Boleh banget lah.
Graa… Gokil ya? *memori keseret2 mendeteksi seseorang*
Saya penulis blog ini Mbak.
Memang keliatannya kaya gitu ya, makasih banget. Jadi gak enak saya. *bletaak* 😛
Ahihihi… kayanya itu biasa sih Mbak. Ada orang dewasa pas kumat kekanakannya, kalau terlalu sering bisa jadi itu yang dinilai ama orang.
Iya, gak selalunya kita gak perlu care sama penilaian orang lain. Ada yang memang baik saat dijadikan perhatian.
Anyway, makasih banget ya udah main-main. URL nya gak ada ya? 🙂
@ Heureuy™
Tuh kaan. Alasannya gak jelas.
Lha, itu gak mau apa karena memang gak bisa lagi, Teh?
😆
jadi anak kecil emang uenak..! pipis cuma Rp. 500,-
😆
Jadi, dewasa itu seperti apa? Apakah harus cari uang jajan sendiri ?