Sabtu kemarin saya mengunjungi seorang teman yang tinggal di Matsuoka. Saya diundang ke tempatnya karena saya jarang main kesana. Beliau ini juga mahasiswa di universitas yang sama tapi di fakultas kedokteran yang terletak di Matsuoka, bukan di Bunkyo kampus. Jadilah saya yang tidak berpengalaman ke Matsuoka dengan kereta api mulai ngecek jadwal dan rute dan akhirnya berangkat sendirian ke sana. Perjalanan dengan kereta api memakan waktu lebih kurang 20 meni dengan satu kali ganti kereta dan sesampai disana mbak tersebut sudah menunggu sejak lama di Matsuoka eki karena ada salah paham. Mbak ini seorang dokter muslim Kyrgistan, tapi dia menjelaskan bahwa dia agak berbeda dengan muslim pada umumnya yaitu tidak melakukan ibadah shalat dan tidak puasa, saya baru ber-o-o ria sambil mengangguk-angguk . Tapi beliau tetap mengkonsumsi daging yang halal (yang ini sama ya) tapi tidak memakan ikan mentah (katanya tidak boleh). Beda-beda ya ternyata.
BTT,
Maka dari sana saya pun ditawarkan buat jalan-jalan. Karena saya segera balik Oktober ini, saya pun diajaknya mengunjungi Maruoka Jo (Maruoka castle), yang terletak di Maruoka, Fukui. Cuaca yang agak mendung dan udara sejuk pun cukup bersahabat. Diputuskan akhirnya saya nge-rental sepeda dari stasiun Maruoka dan dimulailah sepedaan menuju Maruoka kastil itu yang merupakan kastil tertua di Jepang, berumur lebih dari 400 tahun.
Maruoka Jo ini dibangun di atas bukit pada tahun 1556 oleh Shibata katsutoyo yang merupakan seorang kepala Samurai pada periode Azumi-Momoyama. Tak banyak detil sejarah tentang kastil ini yang saya rekam ataupun saya tampung di memori saya.
Saat kami mengunjunginya tempo hari, kastil ini tampak sepi. Tidak ramai pengunjung yang memadati kastil. Dari luar kastil ini tampak terawat walaupun pernah rusak saat gempa melanda Fukui dulu. Fondasi kastil adalah batu-batu besar dan elemen lainnya mulai dari lantai, tiang penyangga dan dinding dibuat dari kayu. Tangga depan kastil terbuat dari batu dengan bentuk yang landai sehingga bangunan kastil tiga lantai ini tampak berdiri menjulang.
Saat memasuki Jo ini, saya sedikit kaget. Tidak ada barang-barang peninggalan apapun yang biasanya akan kita temui saat mengunjungi kastil-kastil tua. (setidaknya beberapa yang pernah saya kunjungi memiliki aksesoris peninggalan yang dipajang di bagian dalam kastil). Namun disini, ruangan kastil terhampar kosong dengan lantai kayu yang walaupun sudah tua dimakan waktu namun tetap licin mengkilap, nampak terawat. Di lantai dasar hanya ada foto-foto kastil yang ada di seluruh Jepang. Hanya itu. Lainnya? Hmm, hanya ada suara pemandu yang menjelaskan dalam bahasa Jepang tentang sejarah dan asal usul Maruoka Jo tersebut. Lalu kami beranjak ke lantai dua lewat satu-satunya tangga kayu yang begitu curam. Tali disediakan untuk pegangan saat naik atau turun melalui tangga tersebut. Di lantai dua pun sama, tidak ada barang-barang peninggalan para samurai itu. Di sini jendela dibuat hingga menyentuh lantai dan diberi jeruji yang terbuat dari kayu. Pemandangan wilayah Maruoka dan Fukui walaupun tidak terlalu jelas jangkauannya mulai terlihat dari sini. Menuju lantai tiga, tangga kayunya terletak di sudut kanan dan nampak begitu menyempil. Berbeda dengan tangga di lantai dua yang terletak di bagian kiri hampir ke tengah ruangan. Pastilah ada tujuan dibuat sedemikian rupa.
Bagian kaki bukit yang kini dijadikan taman sebelum orang-orang harus menaiki tangga menuju bukit tempat kastil berdiri.
Bangunan kastil tampak dari sisi kiri dengan tangga batu yang cukup landai.
Lantai dasar kastil. Terdapat foto-foto kastil yang tersebar di seluruh wilayah Jepang lainnya digantungkan di dinding.
Lantai dua dengan jendela yang memungkinkan cahaya masuk dari keempat sisi bangunan kastil
Jendela dengan jeruji dari kayu di lantai dasar.
Lantai paling atas dengan jendela yang kecil di keempat sisi bangunan. Sama seperti lantai dua, tidak ada barang yang mengisi ruangan.
Tangganya begitu curam dan licin. Insiden kecil pun terjadi, saya terpelanting jatuh saat hampir mencapai ujung akhir tangga bawah padahal sudah pegangan pada tali yang disediakan. π¦
Tampak dari atas permukaan kota yang diambil dari salah satu jendela di lantai dua
Pelataran depan kastil tampak dari lantai tiga, terdapat kedai teh dengan penyajian khas Jepang dan pengunjung dapat menikmati sambil duduk di bangku panjang.
Tangga menuju dan kembali dari kastil. Di depan sana itu adalah kedai soba dan juga restoran kecil serta kedai oleh-oleh.
***
Begitulah hasil jalan-jalannya dan sekaligus merupakan jalan-jalan terakhir saya untuk tahun ini di sini. Secara keseluruhan perjalanannya menyenangkan. Sangat. Saya bertemu teman saya yang sangat jarang untuk bisa saling bertemu karena masing-masing punya kesibukan. Ah iya, tanpa disangka saat kami sudah turun ke bawah dan memasuki kedai untuk melirik-lirik koleksi jualan disana, ternyata kami bertemu dengan dua temannya teman saya yang berasal dari Rusia. Benar-benar di luar dugaan. Sayangnya karena saking larut dalam obrolan, sampai lupa waktu. Dengan terburu-buru balik ke Matsuoka, belanja beberapa makanan untuk makan malam, lalu makan malam bareng dengan sedikit tergesa karena takut ketinggalan kereta api terakhir. Saya agak kelelahan juga, karena saat dalam perjalanan balik dari Maruoka Jo, saat hampir tiba di kampus Matsuoka, ban depan sepedanya kempes. π
Perjalanan menuju stasiun Matsuoka kami diantar oleh temannya teman saya yang kebetulan membawa mobil. Walaupun terburu-buru akhirnya kami berhasil mendapatkan kereta api untuk pulang. Saat tiba kembali di stasiun depan kampus Fukui, lega rasanya walaupun penat sekali. Anyway, It was really nice last trip.
Gambar yang ini diambil dari sini, penampakan Maruoka Jo saat musim dingin. Tampak kokoh dengan anggunnya. *hueeh bahasamu,γNak*γ:mrgreen:
– Beberapa gambar berasal dari sini dan koleksi pribadi.γγγ
-Thank you for Nailya, Natalie and Alyssa. You all served me alot. π
Kembali lagi yah.. kirain menghilang selama ramadhan… π
kapan2…kita diajak ke jepang.. π
hueee
ini tho yang dicertain kemaren
sogoi….
jd pengen π
Oleh-olehnya mana mbak?
Hem… kalo dari foto-fotonya sih keliatannya damai tuh, entah kalo kenyataan ya?
Saya kok tadinya sempat berharap melihat miko atau wanita berkimono, ya. Penghuni atau penjaganya, begitu. Ternyata nggak ada. π¦
Btw, kastil itu dirombak jadi mall sajalah. Modrenisasi.
Lha. Saya kok tadinya sempat berharap melihat miko atau wanita berkimono, ya. Penghuni atau penjaganya, begitu. Ternyata nggak ada. Mungkin kastil itu nggak seberharga yang saya kira. π¦
Btw, kastil itu dirombak jadi mall sajalah. Modernisasi. Supaya lebih canggih, modern, elegan, bonafid, haibat, dan bermartabat
tahan 2 detik buat nggak ketawa
*ampuuunnn mbak hiruta… tiada maksut buat menertawakan musibahmu π
eh, oktober balik indonesia?
oleh2 ya jgn lupa?
ohisashiburi…
wah… lama berhibernasi tiba-tiba dah jalan-jalan ke maruoka… jadi pengen…
eh kok oktober ini dah balik???
ya… ndak ada senpai yg kasih saran buat naik gunung en ketemu kuma san deh…
wah menyenangknan bisa jalan-jalan
he he he capek ya
tapi pengalamannya itu lho
jadi pingin π
argghhhhhhrrrrrrhhhhhhhhh
`jalan2nya enak benerrrr
*kepengen*
π¦
Wah, liat gambar-gambarnya jadi terinspirasi buat wallpaper nih. π
Boleh dicomot ga?
Boleh ya?
Plis…
Skrinsyuuut makanannya… π
@ aRuL
Eh, menghilangnya kan karena ada keperluan tertentu, Arul π
Ah iya, sila jalan-jalan ke Jepang. Saya udah balik
@ Fajar
Iya, sampe mau patah-patah badannya…
@ danalingga
Mas dana mau yang mana?
btw, buku Zen-nya gak dapet lho Mas, gimana? π
Kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar kastil maksudnya ya? Kurang tahu juga. Kayaknya biasa-biasa aja… π
@ Kopral Geddoe
Itulah, saya aja terheran-heran. Mungkin karena memang bukan kastil besar. Sangat jauh beda ama Nagoya Castle, ada mbak berkimono-nya. π
Eh, masalah berharga atau enggak, nilai sejarahnya kayaknya? π
Mana mau orang belanaja ke Mal di atas bukit dan jauh begitu? π
@ arya
Ketawa?! Bayar!! πΏ
Sila mampir ke tempat saya ya…
@ Yan9n
Hueeh, sensei… kemana aja??
Ahahaha… jadi kayak pakar kuma… π
@ secondprince
Iya, melelahkan gara2 sepda kempes. π
Ayo, Bharma, jalan-jalan… π
@ almascatie
Mari Almas…
@ Justice Bringer
Wah, sila Pandu. sila…
Ntar di-apdet ya, ini lagi ga bawa file-nya. π
Walah, buku zennya nggak dapet ya? π¦
Ya, udah entar tak pesan yang lain aja, masih boleh mesan nggak nih? π
*nunggu hiruta pulang ke Indonesia*
jatuh dari tangga yang tinggi kayak gitu, apa nggak sakit? π¦
kopdaaarr….
btw, balik lagi ke Fukui nggak nih? kok kesannya kayak the last trip beneran begitu…
ah jadi pengen jalan-jalan ke sana lagi π
*nunggu dibayarin hiruta*
mbak, ni lily temennya desti, lam kenal ja…mbak tinggal di jepang skarang???????
saya juga punya cita2 mo kesana…
hmm… jadi kangen naik kereta api lagi disana… π
mungkin isi kastilnya sengaja dikosongkan
@ danalingga
Iya, udah nyari-nyari juga tapi gak dapet, maaf ya. π
Boleeh, mau mesan apa?
*saya udah di Indonesia nih skrg*
@ cK
Sudah sampai cK. Alhamdulillah…
*teringat konf malam itu* π
@ suandana
Ehehehe, sakit tapi gak terlalu parah Mas.
*makasih sudah dikuatirkan*
@ yud1
At least last trip in this year there…
Kopdar ya?
@ itikkecil
Yuk Mbak…
@ sri yulia
Aaa, Salam kenal π
Wah, saya udah balik nih π
Nanti kabari ya kalau udah ke Jepang-nya… ^^
@ CY
Lha, Cy pernah ke Jepang tapi gak bilang-bilang? πΏ
Maunya bisa kopdar!!
@ caplangβ’
Iya barangkali begitu, Mas…
lah, dah di indonesia toh, di kampung halaman kah?
Iya…
She’s back!!
She’s back!!
She’s back!!
*teriak2 girang*
*tangan ndah minta oleh2*
*dipecut* π
@yud1
kopdaaarrβ¦.
gosip!!!!!
eh eh, tapi boleh aja, rame2 yuk, kapan? π
@ Arief
Kok, datang-datang udah semangat mau gosip? πΏ
*timpuk Rifu*
@ Alex
*kasih oleh-oleh pecut gede* π
-kejam betul-
Huehehe, Yak, I’m back, bro…
[…] saya merasa dejavu *lirik lagi* ketika saya membaca komentar di bawah ini yang memicu saya menyebutnya sister […]
[…] saya merasa dejavu *lirik lagi* ketika saya membaca komentar di bawah ini yang memicu saya menyebutnya sister […]